Aku harap kau mau membaca ini.. Aku mohon..
Adikku, sekarang kau mulai tumbuh semakin besar. Kau semakin tau dan mengerti akan segala hal. Tapi mengertikah engkau apa yang selama ini selalu aku ucapkan?
Aku tak bisa mengungkapkan semua ini padamu langsung. Karena aku tau, kau tidak akan pernah mau mendengarkan apa yang aku katakan. Mungkin kau tak pernah menganggapku ada dan penting. Aku takut tak bisa menahan emosi dan tangisku jika aku katakan semua ini dihadapanmu. Aku mungkin tak berguna bagimu. Mungkin kau tak menyayangiku, tapi aku yakin kau menyayangi ayah dan ibumu.
Adikku, aku hanya ingin memberi tahumu tentang apa yang ayah dan ibumu rasakan. Mereka tak pernah membicarakan ini padamu. Tapi aku tau isi hati mereka. Kau tau? Ini berawal saat kau merengek minta dibelikan sepasang sepatu yang tak bisa kau tawar dengan sepatu lain. Hatiku teriris saat aku tau jika kau memaksa mereka untuk membelikan kau sepatu itu. Tidak aku tidak iri, bahkan berpikir untuk membeli sepatu yang seharga sepatumu saja pun aku tidak pernah.
Saat itu, ayah dan ibumu memintaku untuk mengajarimu. Entahlah. Tapi aku yakin, aku diberikan tanggung jawab untuk mengajarimu tentang rasa bersyukur. Adikku, kau punya satu kakak dan satu adik yang harus ayahmu tanggung hidupnya. Bukan dirimu saja. Ayahmu bukanlah seseorang yang bisa membeli segalanya. Tahukah kau saat kau lulus sekolah dasar, ayah dan ibumu ingin sekali memasukkanmu ke tempat kamu bersekolah sekarang ini. Tapi, aku selalu memberi tahu mereka tentang resiko yang mungkin terjadi jika kau bersekolah disitu. Namun, mereka kekeh. Itu mereka lakukan demi membentuk akhlakmu agar lebih baik. Sadarkah kau jika terkadang kau selalu meminta sesuatu yang memang mereka masih mampu untuk membelinya, tapi jika saja kau mengerti dan sadar jika apa yang kau minta itu tidaklah terlalu menjadi prioritas, kita masih bisa untuk membeli kebutuhan yang lain. Tak iba kah kau mendengar rengekan adikmu setiap kali minta dibelikan mainan? Tak berpikir kah kau jika ayah dan ibu akan selalu berusaha memenuhi keinginan anaknya meskipun mereka sedang tak mampu untuk memberikan kalian yang lebih?
Adikku, tidak kah kamu merasa kasihan pada ibumu yang harus mengerjakan tugas-tugasnya dirumah, mengantar dan menjemput adikmu dan kamu, memasak apa yang kalian mau, hingga saat Ia kelelahan dan hanya bisa terduduk sambil mengistirahatkan badan tapi kau dan adikmu terus merengek akan sesuatu. Tidak kah kau sadar jika ibumu membutuhkan bantuanmu? Bantuan apa?
Adikku, aku, ayah dan ibu hanya meminta kamu lebih mengerti tentang keluarga kita. Membantu untuk tidak selalu merepotkan saja itu sudah lebih dari cukup. Jika kau mencoba untuk tidak selalu mengeluh kau akan meringankan beban mereka. Mungkin aku memang tidak lebih baik darimu. aku tidak selalu benar dibanding kamu. Tapi aku tau, apa yang mereka rasakan meski tidak mereka katakan.
Jika saja aku sehat, aku akan senantiasa membantu mereka tanpa harus mengomelimu. Andai saja aku punya pekerjaan sekarang ini, akan kubelikan apa saja yang kau minta tanpa harus mendesak mereka. Adikku sayang, biaya hidup kita tidak murah. Sekolah, jajan, jika kau tau dan kau bandingkan dengan penghasilan ayahmu. Kau akan mengerti. Jika saja aku bisa membiayai kuliahku sendiri, namun apa dayaku? Ayahmu ingin aku kuliah, agar aku bisa punya kehidupan dan penghasilan yang lebih baik darinya. Sadarkah kau, itulah sebab ayah dan ibu selalu berusaha mencari penghasilan lain? Hanya untuk kita. Aku, kamu dan adik kecil kita. Aku sedih jika aku melihat ayah dan ibu kelelahan dalam pekerjaannya tapi aku tak bisa berbuat apa-apa karena aku sedang sakit. Aku sungguh menyesal tidak bisa menjaga kesehatanku. Hingga saat mereka membutuhkanku, aku justru hanya bisa merepotkan mereka dengan sakitku.
Aku ingin sekali kita berbincang. Tapi aku takut, aku takut sakit hati atas semua bantahanmu terhadap omonganku. Aku tak tau harus bagaimana. Adikku sayang, bersyukurlah karena kamu masih bisa meminta dan dibelikan apa yang kau inginkan. Tapi sadarlah disaat kau meminta sesuatu, apakah ayah dan ibu sanggup memenuhinya? Adikku, kelak kau akan mengerti semua yang kurasakan saat ini. Aku tidak ingin memintamu menjadi dewasa lebih awal. Aku juga tidak ingin membuatmu seperti 'mereka' yang sering kau lihat ditelevisi. Aku pun tak mau mengganggu masamu sekarang ini. Masa dimana kamu akan tumbuh menjadi seorang remaja yang selalu ingin senang-senang. Aku pernah mengalami itu semua. Tapi saat ini aku sadar dan menyesal. Aku belum bisa memberikan apa-apa pada ayah dan ibu.
Belajarlah dengan benar adikku sayang, agar saat kau melanjutkan sekolahmu nanti, kau bisa mengerti materi yang ada dalam pelajaran. Jagalah kesehatanmu, agar saat ayah dan ibu membutuhkanmu kau bisa membantu mereka tanpa harus merasa terpaksa dan sedih karena kau sakit-sakitan. Adikku, jangan seperti aku yang selalu menyesal dikemudian hari hingga tak tau apa yang harus aku lakukan.
Kaulah harapan selanjutnya dari ayah dan ibu..
Aku harap kau mengerti.. Karena ini aku tulis demi Ayah dan Ibu..
Temui aku jika kau sudah membaca tulisanku ini. Aku harap kau mau..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar