Selasa, 25 Oktober 2011

3 ILMU DALAM ISLAM

Qolaa Rosululloh SAW : “Tholabul ‘ilmi faridlotun ‘ala kulli muslimin. Wain tholabul ‘ilmi yastaghfir lahu hattal hitani fil bahri.
Bersama Rosululloh SAW : “Mencari ilmu itu wajib bagi orang islam. Dan apabila mencari ilmu, sungguh memohonkan ampun segala sesuatu, sampai ikan-ikan di lautan”.
 Apabila kita mencari ilmu dengan niat melaksanakan perintah Allah dan Rosululloh, maka segala sesuatu dan makhluq-makhluq di dunia ini memohonkan ampun kepada kita. Demikian utama dan pentingnya ilmu bagi manusia.
 Adapun ilmu yang wajib diketahui ummat Islam adalah 3 (tiga) yaitu :
1)    Ilmu ushuluddin, ilmu tauhid atau ilmu aqoid yang bersumber dari rukun Iman yang jumlahnya ada enam.
2)    Ilmu feqih, ilmu syari’at yang sumbernya dari rukun Islam yang jumlahnya ada lima.
3)    Ilmu tasawuf atau ilmu akhlaq yang bersumber dari rukun Ihsan yang jumlahnya ada satu yaitu : Beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat Allah, apabila belum bisa melihat Dia harus kamu selalu merasa dilihat oleh-Nya.
Namun pada umumnya ilmu tasawuf banyak dilupakan dan dianak tirikan di negeri ini, padahal Rosul sendiri menyatakan :
“Wajib atas kamu untuk bertasawuf, dengan tasawuf kamu akan merasakan lezatnya iman di dalam hatimu”.
 Sayid Sabiq juga berkata : Ilmu tasawuf itu adalah bagian ilmu agama Islam, bahkan ilmu tasawuf itu adalah jiwanya Islam dan berliannya Islam.
Bisa dibayangkan, bagaimana beragama Islam tanpa tasawuf maka tidak akan bisa merasakan nikmatnya beragama Islam dan Islam tidak akan ada jiwanya dan lambat laun sinar Islam akan pudar dan tidak akan bernilai.
Mengenai hubungannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi demikian : Allah Ta’ala adalah Dzat Yang Maha Kasih Sayang, Maha Agung, Maha Ghaib, Maha Dhohir. Untuk membuktikan ke Maha Agungan Allah tersebut : Allah menciptakan alam semesta. Apa yang dikatakan alam? Dalam kita Ummul Barchin : “Al ‘Alam ma’khudzun minal ‘alamat” artinya kalimat alam itu diambil dari kata Alamat yang artinya “tanda” atau tanda bukti adanya Allah Ta’ala, dan segala sifat ke-Agungan Allah.
Nah dari alam inilah munculnya bermacam-macam ilmu pengetahuan dan teknologi. Inipun karena manusia dibekali alat oleh Allah yang namanya Aqal.
Jadi Allah Ta’ala menurunkan dua macam kitab yang menjadi sumber segala ilmu, yaitu :
1.  Kitabul Kaun yaitu kitab alam semesta ini atau disebut Sunnatulloh.
2.  Kitabul Kalam yaitu Kalamulloh yang tersebut dalam kitab suci Al-Qur’an.
-    Mana yang penting? Kedua-duanya adalah sangat penting. Tapi kita sebagai manusia yang beragama harus tahu mana yang paling baik bagi kita. Perhatikan dalil-dalil di  bawah ini :

a) Dalam hadits Nabi disebutkan : “Khoirunnasi anfa’uhum linnas”
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain.”
b) Allah berfirman dalam surat Asy-Syu’aro’ ayat 88 dan 89 :
Yauma la yanfa’u malun wala banaa illa man atallohu biqolbin salim. (“Tidak akan bermanfaat pada hari qiyamat, harta maupun anak-anak kecuali yang datang menghadap Allah dengan membawa hati yang selamat, hati yang bersih.)

-    Berdasarkan hadits dan ayat diatas :
1. Manusia yang paling baik adalah manusia yang paling bermanfaat.
2. Dan yang paling bermanfaat bagi Allah adalah yang menghadap Allah dengan membawa hati yang bersih.
Untuk itu prioritas utama bagi orang tua adalah mendidik anak supaya menjadi manusia yang berhati bersih, berakhlaq karimah. Dan kemudian apabila dididik menjadi intelektual, dokter, profesor, maka menjadi intelektual yang berakhlaqul karimah dan akhirnya menjadi manusia yang bermanfaat.
-    Orang yang pandai menurut tasawuf adalah seperti yang ada dalam Al-Qur’an dan hadits :
a.    Dalam Al-Qur’an Surat. Ali Imron Ayat 190 – 191 disebutkan orang yang pandai ialah orang yang selalu dzikir kepada Allah dalam keadaan berdiri maupun berbaring, dan mereka selalu berfikir tentang segela sesuatu yang diciptakan oleh Allah.
b.    Dalam hadits disebutkan : Orang yang pandai ialah orang yang pandai mengendalikan hawa nafsunya.
-    Adapun yang dipilih Nabi Sulaiman adalah ilmu hikmah, sehinga beliau dianugerahi ilmu juga harta, karena ilmu memang lebih utama daripada harta. Ingat kata sahabat Ali RA. : Ilmu adalah warisan para Nabi dan harta warisan Qorun, Fir’aun dan Syadad, ilmu itu menyinari hati dan harta itu mengeraskan hati. Dan ingat pula sabda Nabi : “Hikmah itu tuntutan orang mu’min. cintailah hikmah dimana kamu berada”.

Dan ingat firman Allah : “Barangsiapa yang mendapat satu hikmah maka dia akan mendapatkan kebaikan yang amat banyak”

Rabu, 19 Oktober 2011

Pemuda dan Sosialisasi

Pemuda adalah golongan manusia-manusia muda yang masih  memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar  dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan. Keragaman tersebut pada dasarnya tidak mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda.
 Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang besar pula dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.

Pemuda Indonesia
Pemuda dalam pengertian aalah manusia-manusia muda, akan tetapi di Indonesia ini sehubungan dengan adanya program pembinaan generasi muda pengertian pemuda diperinci dan tersurat dengan pasti. Ditinjau dari kelompok umur, maka pemuda Indonesia adalah sebagai berikut :
  • Masa bayi : 0 – 1 tahun
  • Masa anak : 1 – 12 tahun
  • Masa Puber : 12 – 15 tahun
  • Masa Pemuda : 15 – 21 tahun
  • Masa dewasa : 21 tahun keatas

Dilihat dari segi budaya atau fungsionalnya maka dikenal istilah anak, remaja dan dewasa, dengan perincian sebagia berikut :
  • Golongan anak : 0 – 12 tahun
  • Golongan remaja : 13 – 18 tahun
  • Golongan dewasa : 18 (21) tahun keatas

Usia 0-18 tahun adalah merupakan sumber daya manusia muda, 16 – 21 tahun keatas dipandang telah memiliki kematangan pribadi dan 18(21) tahun adalah usia yang telah diperbolehkan untuk menjadi pegawai baik pemerintah maupun swasta. Dilihat dari segi ideologis politis, generasi muda adalah mereka yang berusia 18 – 30 – 40 tahun, karena merupakan calon pengganti generasi terdahulu. Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga serta ruang lingkup tempat pemuda berada terdiri atas 3 katagori yaitu :
  1. siswa, usia antara 6 – 18 tahun, masih duduk di bangku sekolah
  2. Mahasiswa usia antara 18 – 25 tahun beradi di perguruan tinggi dan akademi

3.       Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi yaitu mereka yang berusia 15 – 30 tahun keatas.
Akan tetapi, apabila melihat peran pemuda sehubungan dengan pembangunan, peran itu dibedakan menjadi dua yaitu
  1. Didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan lingkungan. Pemuda dalam hal ini dapat berperan sebagai penerus tradisi dengan jalan menaati tradisi yang berlaku
  2. Didasarkan atas usaha menolak menyesuaikan diri dengan lingkungan. Peran pemuda jenis ini dapat dirinci dalam tiga sikap, yaitu : pertama jenis pemuda “pembangkit” mereka adalah pengurai atu pembuka kejelasan dari suatu masalah sosial. Mereka secara tidak langsung ktu mengubah masyarakat dan kebudayaan. Kedua pemuda pdelinkeun atau pemuda nakal. Mereka tidak berniat mengadakan perubahan, baik budaya maupun pada masyarakat, tetapi hanya berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan melakukan tidnakan menguntungkan bagi dirinya, sekalipun dalam kenyataannya merugikan. Ketiga, pemuda radikal. Mereka berkeinginan besar untuk mengubah masyarakat dan kebudayaan lewat cara-cara radikal, revolusioner.

Kedudukan pemuda dalam masyarakat adalah sebagai mahluk moral, mahluk sosial. Artinya beretika, bersusila, dijadikan sebagai barometer moral kehidupan bangsa dan pengoreksi. Sebagai mahluk sosial artinya pemuda tidak dapat berdiri sendiri, hidup bersama-sama, dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma, kepribadian, dan pandangan hidup yang dianut masyarakat. Sebagai makhluk individual artinya tidak melakukan kebebasan sebebas-bebasnya, tetapi disertai ras tanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap masyarakat, dan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.  

Sosialisasi Pemuda

Melalui proses sosialisasi, seorang pemuda akna terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan dmeikian, tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. Dengan proses sosialisasi, seseorang menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau belum tersosialisasi, menjadi manusia masyarakat dan beradab. Kedirian dan kepribadian melalui proses sosialisasi dapat terbentuk. Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaiman cari hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya gar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dan hubungannya degnan sistem sosial.
Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada soal individu dalam kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya. Oleh karena itu proses sosialisasi melahirkan kedirian dan kepribadian seseorang. Kedirian (self) sebagai suatu prosuk sosialisasi, merupakan kesadaran terhadap diri sendri dan memandang adanya pribadi orang lain di luar dirinya. Kesadaran terhadap diri sendiri membuat timbulnya sebutan “aku” atau “saya” sebagai kedirian subyektif yang sulit dipelajari. Asal mula timbulnya kedirian :
  1. Dalam proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya, yaitu setelah memperhatikan cara orang lain memandang dan memperlakukan dirinya. Misalnya ia tidak disukai, tidak dihargai, tidak dipercaya; atau sebaliknya, ida disayangi, baik budi dan dapat dipercaya
  2. Dalam proses sosialisasi juga membentuk kedirian yang ideal. Orang bersangkutan mengetahui dengan pasti apa-apa yang harus ia lakukan agar memperoleh penghargaan dari orang lain. Bentuk-bentuk kedirian ini berguna dalam meningkatkan ketaatan anak terhadap norma-norma sosial

Bertitik tolak dari pengertian pemuda, maka sosialisasi pemuda dimulai dari umur 10 tahun dalam lingkungan keluarga, tetangga, sekolah, dan jalur organisasi formal atau informal untuk berperan sebagai mahluk sosial, makhluk individual bagi pemuda.