Selasa, 22 Oktober 2013

Membuat Garis dengan Opengl

Membuat garis?
Buat garis ada codingannya?
Ada laaahh....
Grafik atau tampilan pada komputer tidak semena-mena dibuat dan langsung jadi. Semuanya ada prosesnya hingga grafik tersebut dapat terlihat bagus dan menarik.
Nah, kali ini coba kita buat garis sederhana. Vertikal, Horizontal dan Diagonal menggunakan opengl pada compiler C++ yaitu devC++.
jadi, opengl itu adalah suatu file untuk membuat grafik pada komputer. Dan akan kita coba menggunakannya di devc++ .

Berikut contoh codingan sederhananya

kodingan untuk membuat garis vertikal

Output garis vertikal dengan opengl

materi selengkapnya, download disini

Senin, 21 Oktober 2013

Pemilihan kata sesuai EYD

Pernah dengar kasus tentang Vicky Prasetyo?
kalau yang sering nonton televisi sih pasti tau yaa... yaa apalagi kalo bukan karena bahasanya yang aneh itu..
awalnya juga saya gak tahu menau tentang kasus itu. Tapi, suatu pagi saat saya sarapan sebelum berangkat kuliah, saya setel televisi, kemudian acara yang muncul adalah acara gosip pagi. Entah kenapa, di Indonesia, baik pagi, siang, sore hampir di seluruh stasiun televisi, pasti ada acara gosip.. Satu berita diangkat terus menerus, jadi gimana tidak kalau berita tentang kasus Vicky ini menjadi bahan pembicaraan khalayak umum..

Berikut cuplikan kalimat Vicky dalam wawancara televisi yang saya dapat dari http://www.tribunnews.com

"Di usiaku ini, twenty nine my age, aku masih merindukan apresiasi, karena basically aku senang musik, walaupun kontroversi hati aku lebih menyudutkan kepada konspirasi kemakmuran yang kita pilih ya."
"Kita belajar, apa ya, harmonisisasi dari hal terkecil sampai terbesar. Aku pikir kita enggak boleh ego terhadap satu kepentingan dan kudeta apa yang kita menjadi keinginan."
"Dengan adanya hubungan ini, bukan mempertakut, bukan mempersuram statusisasi kemakmuran keluarga dia, tapi menjadi confident. Tapi, kita harus bisa mensiasati kecerdasan itu untuk labil ekonomi kita tetap lebih baik dan aku sangat bangga."

Saya juga sebenarnya kurang paham apa yang sebenarnya ingin dikatakan oleh Vicky.. Yaa, sebodoh-bodohnya saya dalam berbahasa asing apalagi bahasa Inggris pun, saya masih tau kalau kalimat yang dia pilih itu adalah kesalahan besar..
Saya akan mencoba mengoreksi dan mengira-ngira apa maksud yang ingin disampaikan Vicky.

"Diusia saya yang ke-29 ini, saya masih haus akan apresiasi (maksudnya adalah ingin terus berkarya) karena pada padasarnya saya menggemari musik."
"Kita tidak boleh egois akan suatu keinginan dan kepentingan semata"
"Dengan adanya hubungan ini, saya harap tidak menjadi masalah baru. Saya ingin membuat kenyamanan dalam keluarga ini"

Jujur, agak sulit untuk menerka makna yang sebenarnya ingin disampaikan Vicky. Tapi, mungkin begitulah sekiranya.

Silakan jika anda memiliki pendapat lain tentang bahasa Vicky, bisa menuliskan komentar dibawah :)

Selasa, 15 Oktober 2013

Pengunaan EYD yang baik dan benar

EYD? Apa itu EYD? Mari bahas sejenak..

EYD adalah Ejaan Yang Disempurnakan. Dalam berkomunikasi, sebaiknya kita menggunakan bahasa dan ejaan yang baik, benar lagi sopan. Agar enak didengar dan dimengerti pendengar. Namun, EYD yang akan kita bahas adalah EYD dalam menulis. Kesulitan dalam menulis biasanya adalah bagaimana menggunakan bahasa yang ringan, mudah dimengerti namun juga sopan. Agar pembaca tidak sulit memahami maksud dari tulisan kita. Dalam bahasa Indonesia, ada yang namanya Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) yang dimaksudkan untuk menanamkan kebiasaan berbahasa yang baik, benar dan sopan. Terkadang, ada bahasa serapan dari bahasa asing ke bahasa Indonesia. Kata atau bahasa serapan ini biasanya disesuaikan dengan kebiasaan membaca dan mengucapkan kata oleh orang Indonesia dari bahasa asing karena sulit diucapkan. Saya, menemukan sebuah artikel yang sebenarnya sudah cukup lama. Diposting di http://www.dudung.net pada tahun 2007. Disana, saya menemukan beberapa kata yang mungkin maksud sebenarnya adalah agar penulis dan pembaca terdapat komunikasi yang baik, dan pembaca mudah mengerti dengan bahasa sehari-hari yang beliau tulis. Berikut cuplikan artikelnya


pada baris pertama artikel, kita bisa melihat penulis menggunakan kata pren, bagi yang tidak mengerti pasti akan kebingungan, bahasa apa itu? apa artinya? Mungkin maksud si penulis adalah serapan dari bahasa inggris dengan arti teman atau kawan, yaitu friend. Lebih baik dan lebih mudah jika mungkin seharusnya penulis menggunakan kata Kawan agar pembaca lebih mudah mengerti.

Kemudian, ada juga penggunaan singkatan kata, yaitu ttg yang merupakan singkatan dari tentang. Terkadang memang kita menggunakan singkatan tersebut di sms atau catatan pelajaran. Namun, dalam pembuatan artikel seharusnya tidak menggunakan kata singkatan. Sekali lagi, agar bahasanya mudah dibaca, dipahami dan enak dilihat.

Penggunaan kata bareng-bareng pun sepertinya kurang enak didengar saat kita membacanya. Sebaiknya gunakan kata bersama-sama.
  • Banjir gede seharusnya dapat ditulis dengan Banjir besar
  • mangkanye, bahasa ini biasanya digunakan dalam berkomunikasi langsung sehari-hari terutama oleh orang betawi. Namun, EYD yang benar adalah makanya. Atau jika ingin lebih sopan, gunakanlah Karena itu
  • Tapi tau ga, Pren? Sekarang Benua Atlantis itu dah ketemu - See more at: http://www.dudung.net/artikel-bebas/benua-atlantis-yg-hilang-itu-bernama-indonesia.html#sthash.K4M8SZgh.dpuf
     Sekarang benua Atlantis itu dah ketemu. Jika saya koreksi, seharusnya menjadi sekarang, benua tersebut sudah ditemukan.
Banyak bahasa tidak baku yang bisa kita temukan pada artikel tersebut. Agak capek juga saya untuk mengoreksinya. Terlihat sekali jika penulis artikel tersebut hanya bermaksud agar tulisannya mudah dipahami, sehingga menggunakan bahasa sehari-hari. Tapi, perlu diingat juga bahwa kita hidup di Indonesia, bertanah air Indonesia dan berbahasa Indonesia. Maka, gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan EYD dan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Karena, bahasa sehari-hari tidak selalu dapat kita gunakan kapanpun dan dimanapun. Tunjukkanlah bahwa kita masyarakat Indonesia, mampu menulis, dan berbahasa yang baik.

Sekian saja artikel yang saya buat ini, semoga bermanfaat. Terima Kasih..

Selasa, 08 Oktober 2013

Model Statistika menggunakan R-Programming



1.      Membuat dan menentukan kelas, frekuensi, median, dan sorting data menggunakan R-progamming.
·         Buatlah sebuah contoh data pada R-prog. Misal :
41,45,49,51,52,53,55,56,63,57,57,58,59,60,61,67,62,56,63,35,65,65,65,67,67,73,61,69,69,96,69,70,71,71,77,79,73,93,73,81,75,75,77,77,89,67,79,79,81,59,83,83,87,89,71,92,81,65,84,73.
·         Maka pada R-prog, kita buat datanya dengan menuliskan seperti berikut:
data = c ( isi datanya ).
C disini adalah untuk mewakili variabel/nama dari data-data tersebut.

·         Untuk memanggil datanya, ketik data pada baris berikutnya.
·         Lalu untuk mengurutkan data, gunakan : sort (data)
·         Untuk melihat banyak/jumlah data yang ada, gunakan : length (data)
·         Max (data) : untuk melihat nilai terbesar pada data yg kita buat, begitu juga dengan Min (data) : adalah untuk melihat nilai terkecil dari data.
·         Bila kita ingin menghitung range / jangkauan data, kita gunakan pengurangan dari data terbesar dengan data terkecil. Contohnya:
Jangkauan= max(data)-min(data)
Ketik jangkauan pada baris berikutnya untuk memanggil hasil dari jangkauan tersebut.

·         Untuk membuat data tersebut dalam tabel, maka kita harus menentukan kelas, interval, frekuensi, jumlah kelas, dan median. Pertama, untuk menentukan jumlah kelas yang akan kita buat, gunakan :
Jmlkelas= 1 + (3.322*log10 (60)) à 60 disini adalah jumlah data yang ada. Lalu ketikkan jmlkelas pada baris berikutnya. Jika hasilnya merupakan desimal, maka kita bisa membulatkannya dengan menggunakan round(jmlkelas).
·         Kemudian untuk menentukan interval atau jarak data perkelasnya, kita membagi jangkauan dengan jumlah kelas yang telah didapat.
Interval=jangkauan/jmlkelas
Interval
Jika hasilnya desimal, kita membulatkannya dengan round (interval).
·         Maka didapatlah data untuk kolom kelas. Dimulai dari nilai terkecil data, kemudian berjarak 9 data, dan berjumlah 7 kelas, maka didapatlah:
Kelas ke-1 : 35 – 43
Kelas ke-2 : 44 – 52
Kelas ke-3 : 53 – 61
Kelas ke-4 : 62 – 70
Kelas ke-5 : 71 – 79
Kelas ke-6 : 80 – 88
Kelas ke-7 : 89 – 97
·         Lalu menentukan frekuensi data per kelas, ketikkan rumus persis seperti pada gambar
·         Kemudian cari jumlah frekuensi pada kelas data yang telah ditentukan tadi

·         Lalu tentukan median setiap kelasnya. Caranya sama dengan menentukan frekuensi pada setiap kelas.

·         Lalu untuk mengisi data kelas, median dan frekuensi yang telah didapatkan ke tabel, buat perintah:
>f= edit(data.frame ( ))
·         Lalu ubah nama fieldnya menjadi kelas, median dan frekuensi.

·         Setelah itu, isi semua data yang telah didapatkan pada kolom yang ditentukan.

·         Close tabel, lalu untuk memanggil tabel yg telah kita buat, ketikkan f / nama var yang kita buat.
·         Maka hasilnya akan seperti berikut:

Sabtu, 05 Oktober 2013

Berbahasa dalam Dunia Sistem Informasi

Kali ini saya akan bahas mengenai Bahasa, khususnya dalam dunia sistem informasi.
Namun, sebelumnya akan saya tuturkan dulu mengenai apa itu bahasa, dan apa yang dimaksud dengan ragam bahasa yang telah saya kutip dari beberapa sumber.

  • Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi.
  • Fungsi Bahasa :
  1. Sarana Komunikasi
  2. Sarana Integrasi dan adaptasi
  3. Kontrol Sosial
  4. Pemahaman Diri dan Lingkungan
  5. Membangun Kecerdasan 
  6. Membangun Karakter
  7. Mengembangkan profesi, dan
  8. Menciptakan Kreatifitas.
selengkapnya tentang bahasa, disini

Sedangkan, Ragam bahasa adalah :
Variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, objek yang dibicarakan serta menurut medium pembicara. ragam bhasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik, biasanya digunakan oleh kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah, suasana resmi, atau surat menyurat resmi disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.

Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak tertutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi anutan bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Dalam hal itu, perlu diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan, pelaku bicara, dan topik pembicaraan.

Menurut Felicia (2001 : 8), ragam bahasa dibagi berdasarkan :
  1. Media pengantarnya atau sarananya, yang terdiri atas :
    a. Ragam lisan.
    Ragam lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa. Kita dapat menemukan ragam lisan yang standar, misalnya pada saat orang berpidato atau memberi sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah; dan ragam lisan yang nonstandar, misalnya dalam percakapan antarteman, di pasar, atau dalam kesempatan nonformal lainnya.
     
    b. Ragam tulis.
    Ragam tulis adalah bahasa yang ditulis atau yang tercetak. Ragam tulis pun dapat berupa ragam tulis yang standar maupun nonstandar. Ragam tulis yang standar kita temukan dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Kita juga dapat menemukan ragam tulis nonstandar dalam majalah remaja, iklan, atau poster.

  2. Berdasarkan situasi dan pemakaian.
a. Ragam Bahasa baku tulis
b. Ragam Bahasa baku lisan.
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku lisan makna kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.

Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.

Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda.

Jadi, maksudnya adalah bahasa memiliki beberapa ragam bahasa. Diantaranya bahasa baku atau resmi dan bahasa tidak baku atau tidak resmi. Bahasa adalah alat komunikasi. Sehingga dalam berbahasa kita harus juga melihat dengan siapa kita berkomunikasi, objek apa yang dijadikan bahan pembicaraan dan dimana kita sedang berkomunikasi. Bahasa yang kita gunakan sehari-hari biasanya termasuk dalam ragam bahasa tidak resmi, karena biasanya lawan bicara kita adalah kawan, dan yang dibicarakan bukanlah sesuatu hal yang resmi atau formal. Bahasa yang kita pakai untuk berkomunikasi dengan teman sebaya tidak akan sama dengan bahasa yang akan kita gunakan pada situasi resmi. Misal, pada saat interview kerja. Saat wawancara atau interview biasanya kita akan menggunakan bahasa baku untuk menunjukkan sikap berbicara yang baik terhadap atasan atau disebuah organisasi.

Secara singkat, ragam bahasa adalah variasi bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi dengan melihat kondisi sekitar.

sumber ragam bahasa : ocw.gunadarma.ac.id

Pentingnya Berbahasa yang baik dan benar dalam dunia Sistem Informasi.

Berdasarkan penjelasan mengenai bahasa dan ragam bahasa diatas, setidaknya kita tau apa itu bahasa dan fungsinya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam dunia sistem informasi, kita menyampaikan informasi dan memecahkan masalah baik itu melalu manusia maupun sistem pakar. Dalam menyampaikan informasi tersebut, tentu kita harus menggunakan bahasa yang baik, juga sopan agar informasi yang tersampaikan tetap utuh dan kita sebagai penyampai informasi dapat dipandang baik oleh penerima informasi. Apalagi dalam memecahkan suatu masalah, bahasa yang kita gunakan haruslah benar sehingga masalah dapat terselesaikan dengan baik tanpa menyebabkan masalah lainnya.

Sistem informasi biasanya berkaitan dengan sebuah analisa terhadap suatu objek atau masalah, maka dari itu pula untuk membuat sebuah analisa harus menggunakan bahasa yang baik dan benar agar analisa yang kita buat menarik dan dapat memecahkan masalah yang dianalisa. Bahasa yang baik dan benar juga berfungsi agar komunikan dengan mudah mengerti mengenai analisa atau informasi yang kita sampaikan.

Demikianlah sedikit mengenai peran bahasa dalam dunia sistem informasi. Semoga bermanfaat =)