Rabu, 07 Desember 2011
Sabtu, 26 November 2011
Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan
- MASYARAKAT
Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas masyarakat adalah ekseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya.
- MASYARAKAT PEDESAAN
Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial religius dan perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang sebagian karakteristik tersebut sudah “tidak berlaku”. Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
- Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
- Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
- Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
- Masyarakat tersebut homogen, deperti dalam hal mata pencaharian, agama, adapt istiadat, dan sebagainya
Didalam masyarakat pedesaan kita mengenal berbagai macam gejala, khususnya tentang perbedaan pendapat atau paham yang sebenarnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan –ketegangan sosial. Gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan :
- konflik
- kontraversi
- kompetisi
- MASYARAKAT PERKOTAAN
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community . Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberap ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
- kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
- orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota – kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan , sebab perbedaan kepentingan paham politik , perbedaan agama dan sebagainya .
- Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan , menyebabkan bahwa interaksi – interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan daripada factor pribadi.
- pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
- kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
- interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripaa factor pribadi
- pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu
- perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
- PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
- Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam, Masyarakat perdesaan berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografisnyadi daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam.
- Pekerjaan atau Mata Pencaharian, Pada umumnya mata pencaharian di dearah perdesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yg bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha.
- Ukuran Komunitas, Komunitas perdesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
- Kepadatan Penduduk, Penduduk desa kepadatannya lbih rendah bila dibandingkan dgn kepadatan penduduk kota,kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dgn klasifikasi dari kota itu sendiri.
- Homogenitas dan Heterogenitas, Homogenitas atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku nampak pada masyarakat perdesa bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang dgn macam-macam perilaku, dan juga bahasa, penduduk di kota lebih heterogen.
- Diferensiasi Sosial, Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yg tinggi di dlm diferensiasi Sosial.
- Pelapisan Sosial, Kelas sosial di dalam masyarakat sering nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yg tinggi berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua tingkat kelas ekstrem dari masyarakat.
Ada beberapa perbedaan pelapisan sosial yang tak resmi antara masyarakat desa dan kota:
- pada masyarakat kota aspek kehidupannya lebih banyak system pelapisannya dibandingkan dengandi desa.
- pada masyarakat desa kesenjangan antara kelas eksterm dalam piramida sosial tidak terlalu besar dan sebaliknya.
- masyarakat perdesaan cenderung pada kelas tengah.
- ketentuan kasta dan contoh perilaku.
Mobilitas Sosial.
Mobilitas berkaitan dgn perpindahan yg disebabkan oleh pendidikan kota yg heterogen, terkonsentrasi
nya kelembagaan-kelembagaan.
- banyak penduduk yg pindah kamar atau rumah
- waktu yg tersedia bagi penduduk kota untuk bepergian per satuan
- bepergian setiap hari di dalam atau di luar
- waktu luang di kota lbih sedikit dibandingkan di daerah perdesaan Interaksi Sosial.
- masyarakat pedesaan lebih sedikit jumlahnya
- dalam kontak sosial berbeda secara kuantitatif maupun secara kualitatif
Pengawasan Sosial.
Di kota pengawasan lebih bersifat formal, pribadi dan peraturan lbh menyangkut masalah pelanggaran
Pola Kepemimpinan
Menentukan kepemimpinan di daerah perdesaan cenderung banyak ditentukan oleh kualitas pribadi
dari individu dibandingkan dengan kota
Standar Kehidupan
Di kota tersedia dan ada kesanggupan dalam menyediakan kebutuhan tersebut, di desa tidak demikian
Kesetiakawanan Sosial
Kesetiakawanan sosial pada masyarakat perdesaan dan perkotaan banyak ditentukan oleh masingmasing faktor yang berbeda
Nilai dan Sistem Nilai
Nilai dan system nilai di desa dengan di kota berbeda dan dapat diamati dalam kebiasaan, cara dan
norma yang berlaku
Hubungan desa dan kota
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan terdapat hubungan uang erat, bersifat ketergantungan, karena saling membutuhkan
Kota tergantung desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan, desa juga merupakan tenaga kasar pada jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota.
sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yg juga diperlukan oleh orang desa, kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidang-bidang jasa yg dibutuhkan oleh orang desa.
Source : artikel
Pelapisan sosial dan Persamaan Derajat
- PELAPISAN SOSIAL
Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial adalah pengelompokkan anggota masyarakat secara bertingkat (vertikal)
Stratifikasi sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk / masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis).
Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul “Social Stratification” mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur.
Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
statifikasi sosial menurut max weber adalah stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
Faktor-faktor pembentuk stratifikasi sosial dalam masyarakat
- ukuran kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.
- Ukuran kekuasaan dan wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
- Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.
- Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.
- PERSAMAAN DERAJAT
Persamaan harkat/derajat adalah persamaan nilai, harga atau taraf yang membedakan makhluk yang satu dengan makhluk yang lain. Harkat manusia adalah nilai manusia sebagai makhluk Tuhan yang dibekali cipta, rasa dan karsa dan hak-hak serta kewajiban azasi manusia. Martabat adalah tingkatan dari kemanusiaan dan kedudukan yang terhormat. Sedangkan derajat kemanusiaan adalah tingkatan marrabat dan kedudukan manusia sebagai makhluk Tuhan yang memiliki kemampuan kodrat, hak dan kewajiban azasi.
Dengan adanya persamaan harkat, derajat dan martabat manusia, setiap orang harus mengakui serta menghormati akan adanya hak-hak, derajat dan martabat manusia. Sikap ini harus ditumbuhkan dan dipelihara dalam hubungan kemanusiaan, baik dalam lingkungan keluarga, lembaga pendidikan maupun di lingkungan pergaulan masyarakat.
Pelapisan sosial dan kesamaan derajat mempunyai hubungan, kedua hal ini berkaitan satu sama lain. Pelapisan soasial berarti pembedaan antar kelas-kelas dalam masyarakat yaitu antara kelas tinggi dan kelas rendah, sedangkan Kesamaan derajat adalah suatu yang membuat bagaimana semua masyarakat ada dalam kelas yang sama tiada perbedaan kekuasaan dan memiliki hak yang sama sebagai warga negara, sehingga tidak ada dinding pembatas antara kalangan atas dan kalangan bawah.
Selasa, 25 Oktober 2011
3 ILMU DALAM ISLAM
Qolaa Rosululloh SAW : “Tholabul ‘ilmi faridlotun ‘ala kulli muslimin. Wain tholabul ‘ilmi yastaghfir lahu hattal hitani fil bahri.
Bersama Rosululloh SAW : “Mencari ilmu itu wajib bagi orang islam. Dan apabila mencari ilmu, sungguh memohonkan ampun segala sesuatu, sampai ikan-ikan di lautan”.
Bersama Rosululloh SAW : “Mencari ilmu itu wajib bagi orang islam. Dan apabila mencari ilmu, sungguh memohonkan ampun segala sesuatu, sampai ikan-ikan di lautan”.
Apabila kita mencari ilmu dengan niat melaksanakan perintah Allah dan Rosululloh, maka segala sesuatu dan makhluq-makhluq di dunia ini memohonkan ampun kepada kita. Demikian utama dan pentingnya ilmu bagi manusia.
Adapun ilmu yang wajib diketahui ummat Islam adalah 3 (tiga) yaitu :
1) Ilmu ushuluddin, ilmu tauhid atau ilmu aqoid yang bersumber dari rukun Iman yang jumlahnya ada enam.
2) Ilmu feqih, ilmu syari’at yang sumbernya dari rukun Islam yang jumlahnya ada lima.
3) Ilmu tasawuf atau ilmu akhlaq yang bersumber dari rukun Ihsan yang jumlahnya ada satu yaitu : Beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat Allah, apabila belum bisa melihat Dia harus kamu selalu merasa dilihat oleh-Nya.
1) Ilmu ushuluddin, ilmu tauhid atau ilmu aqoid yang bersumber dari rukun Iman yang jumlahnya ada enam.
2) Ilmu feqih, ilmu syari’at yang sumbernya dari rukun Islam yang jumlahnya ada lima.
3) Ilmu tasawuf atau ilmu akhlaq yang bersumber dari rukun Ihsan yang jumlahnya ada satu yaitu : Beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat Allah, apabila belum bisa melihat Dia harus kamu selalu merasa dilihat oleh-Nya.
Namun pada umumnya ilmu tasawuf banyak dilupakan dan dianak tirikan di negeri ini, padahal Rosul sendiri menyatakan :
“Wajib atas kamu untuk bertasawuf, dengan tasawuf kamu akan merasakan lezatnya iman di dalam hatimu”.
“Wajib atas kamu untuk bertasawuf, dengan tasawuf kamu akan merasakan lezatnya iman di dalam hatimu”.
Sayid Sabiq juga berkata : Ilmu tasawuf itu adalah bagian ilmu agama Islam, bahkan ilmu tasawuf itu adalah jiwanya Islam dan berliannya Islam.
Bisa dibayangkan, bagaimana beragama Islam tanpa tasawuf maka tidak akan bisa merasakan nikmatnya beragama Islam dan Islam tidak akan ada jiwanya dan lambat laun sinar Islam akan pudar dan tidak akan bernilai.
Mengenai hubungannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi demikian : Allah Ta’ala adalah Dzat Yang Maha Kasih Sayang, Maha Agung, Maha Ghaib, Maha Dhohir. Untuk membuktikan ke Maha Agungan Allah tersebut : Allah menciptakan alam semesta. Apa yang dikatakan alam? Dalam kita Ummul Barchin : “Al ‘Alam ma’khudzun minal ‘alamat” artinya kalimat alam itu diambil dari kata Alamat yang artinya “tanda” atau tanda bukti adanya Allah Ta’ala, dan segala sifat ke-Agungan Allah.
Nah dari alam inilah munculnya bermacam-macam ilmu pengetahuan dan teknologi. Inipun karena manusia dibekali alat oleh Allah yang namanya Aqal.
Jadi Allah Ta’ala menurunkan dua macam kitab yang menjadi sumber segala ilmu, yaitu :
1. Kitabul Kaun yaitu kitab alam semesta ini atau disebut Sunnatulloh.
2. Kitabul Kalam yaitu Kalamulloh yang tersebut dalam kitab suci Al-Qur’an.
- Mana yang penting? Kedua-duanya adalah sangat penting. Tapi kita sebagai manusia yang beragama harus tahu mana yang paling baik bagi kita. Perhatikan dalil-dalil di bawah ini :
1. Kitabul Kaun yaitu kitab alam semesta ini atau disebut Sunnatulloh.
2. Kitabul Kalam yaitu Kalamulloh yang tersebut dalam kitab suci Al-Qur’an.
- Mana yang penting? Kedua-duanya adalah sangat penting. Tapi kita sebagai manusia yang beragama harus tahu mana yang paling baik bagi kita. Perhatikan dalil-dalil di bawah ini :
a) Dalam hadits Nabi disebutkan : “Khoirunnasi anfa’uhum linnas”
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain.”
b) Allah berfirman dalam surat Asy-Syu’aro’ ayat 88 dan 89 :
Yauma la yanfa’u malun wala banaa illa man atallohu biqolbin salim. (“Tidak akan bermanfaat pada hari qiyamat, harta maupun anak-anak kecuali yang datang menghadap Allah dengan membawa hati yang selamat, hati yang bersih.)
- Berdasarkan hadits dan ayat diatas :
1. Manusia yang paling baik adalah manusia yang paling bermanfaat.
2. Dan yang paling bermanfaat bagi Allah adalah yang menghadap Allah dengan membawa hati yang bersih.
Untuk itu prioritas utama bagi orang tua adalah mendidik anak supaya menjadi manusia yang berhati bersih, berakhlaq karimah. Dan kemudian apabila dididik menjadi intelektual, dokter, profesor, maka menjadi intelektual yang berakhlaqul karimah dan akhirnya menjadi manusia yang bermanfaat.
- Orang yang pandai menurut tasawuf adalah seperti yang ada dalam Al-Qur’an dan hadits :
a. Dalam Al-Qur’an Surat. Ali Imron Ayat 190 – 191 disebutkan orang yang pandai ialah orang yang selalu dzikir kepada Allah dalam keadaan berdiri maupun berbaring, dan mereka selalu berfikir tentang segela sesuatu yang diciptakan oleh Allah.
b. Dalam hadits disebutkan : Orang yang pandai ialah orang yang pandai mengendalikan hawa nafsunya.
- Adapun yang dipilih Nabi Sulaiman adalah ilmu hikmah, sehinga beliau dianugerahi ilmu juga harta, karena ilmu memang lebih utama daripada harta. Ingat kata sahabat Ali RA. : Ilmu adalah warisan para Nabi dan harta warisan Qorun, Fir’aun dan Syadad, ilmu itu menyinari hati dan harta itu mengeraskan hati. Dan ingat pula sabda Nabi : “Hikmah itu tuntutan orang mu’min. cintailah hikmah dimana kamu berada”.
Dan ingat firman Allah : “Barangsiapa yang mendapat satu hikmah maka dia akan mendapatkan kebaikan yang amat banyak”
- Orang yang pandai menurut tasawuf adalah seperti yang ada dalam Al-Qur’an dan hadits :
a. Dalam Al-Qur’an Surat. Ali Imron Ayat 190 – 191 disebutkan orang yang pandai ialah orang yang selalu dzikir kepada Allah dalam keadaan berdiri maupun berbaring, dan mereka selalu berfikir tentang segela sesuatu yang diciptakan oleh Allah.
b. Dalam hadits disebutkan : Orang yang pandai ialah orang yang pandai mengendalikan hawa nafsunya.
- Adapun yang dipilih Nabi Sulaiman adalah ilmu hikmah, sehinga beliau dianugerahi ilmu juga harta, karena ilmu memang lebih utama daripada harta. Ingat kata sahabat Ali RA. : Ilmu adalah warisan para Nabi dan harta warisan Qorun, Fir’aun dan Syadad, ilmu itu menyinari hati dan harta itu mengeraskan hati. Dan ingat pula sabda Nabi : “Hikmah itu tuntutan orang mu’min. cintailah hikmah dimana kamu berada”.
Dan ingat firman Allah : “Barangsiapa yang mendapat satu hikmah maka dia akan mendapatkan kebaikan yang amat banyak”
Rabu, 19 Oktober 2011
Pemuda dan Sosialisasi
Pemuda adalah golongan manusia-manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan. Keragaman tersebut pada dasarnya tidak mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda.
Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang besar pula dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.
Pemuda Indonesia
Pemuda dalam pengertian aalah manusia-manusia muda, akan tetapi di Indonesia ini sehubungan dengan adanya program pembinaan generasi muda pengertian pemuda diperinci dan tersurat dengan pasti. Ditinjau dari kelompok umur, maka pemuda Indonesia adalah sebagai berikut :
- Masa bayi : 0 – 1 tahun
- Masa anak : 1 – 12 tahun
- Masa Puber : 12 – 15 tahun
- Masa Pemuda : 15 – 21 tahun
- Masa dewasa : 21 tahun keatas
Dilihat dari segi budaya atau fungsionalnya maka dikenal istilah anak, remaja dan dewasa, dengan perincian sebagia berikut :
- Golongan anak : 0 – 12 tahun
- Golongan remaja : 13 – 18 tahun
- Golongan dewasa : 18 (21) tahun keatas
Usia 0-18 tahun adalah merupakan sumber daya manusia muda, 16 – 21 tahun keatas dipandang telah memiliki kematangan pribadi dan 18(21) tahun adalah usia yang telah diperbolehkan untuk menjadi pegawai baik pemerintah maupun swasta. Dilihat dari segi ideologis politis, generasi muda adalah mereka yang berusia 18 – 30 – 40 tahun, karena merupakan calon pengganti generasi terdahulu. Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga serta ruang lingkup tempat pemuda berada terdiri atas 3 katagori yaitu :
- siswa, usia antara 6 – 18 tahun, masih duduk di bangku sekolah
- Mahasiswa usia antara 18 – 25 tahun beradi di perguruan tinggi dan akademi
3. Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi yaitu mereka yang berusia 15 – 30 tahun keatas.
Akan tetapi, apabila melihat peran pemuda sehubungan dengan pembangunan, peran itu dibedakan menjadi dua yaitu
- Didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan lingkungan. Pemuda dalam hal ini dapat berperan sebagai penerus tradisi dengan jalan menaati tradisi yang berlaku
- Didasarkan atas usaha menolak menyesuaikan diri dengan lingkungan. Peran pemuda jenis ini dapat dirinci dalam tiga sikap, yaitu : pertama jenis pemuda “pembangkit” mereka adalah pengurai atu pembuka kejelasan dari suatu masalah sosial. Mereka secara tidak langsung ktu mengubah masyarakat dan kebudayaan. Kedua pemuda pdelinkeun atau pemuda nakal. Mereka tidak berniat mengadakan perubahan, baik budaya maupun pada masyarakat, tetapi hanya berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan melakukan tidnakan menguntungkan bagi dirinya, sekalipun dalam kenyataannya merugikan. Ketiga, pemuda radikal. Mereka berkeinginan besar untuk mengubah masyarakat dan kebudayaan lewat cara-cara radikal, revolusioner.
Kedudukan pemuda dalam masyarakat adalah sebagai mahluk moral, mahluk sosial. Artinya beretika, bersusila, dijadikan sebagai barometer moral kehidupan bangsa dan pengoreksi. Sebagai mahluk sosial artinya pemuda tidak dapat berdiri sendiri, hidup bersama-sama, dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma, kepribadian, dan pandangan hidup yang dianut masyarakat. Sebagai makhluk individual artinya tidak melakukan kebebasan sebebas-bebasnya, tetapi disertai ras tanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap masyarakat, dan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Sosialisasi Pemuda
Melalui proses sosialisasi, seorang pemuda akna terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan dmeikian, tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. Dengan proses sosialisasi, seseorang menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau belum tersosialisasi, menjadi manusia masyarakat dan beradab. Kedirian dan kepribadian melalui proses sosialisasi dapat terbentuk. Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaiman cari hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya gar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dan hubungannya degnan sistem sosial.
Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada soal individu dalam kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya. Oleh karena itu proses sosialisasi melahirkan kedirian dan kepribadian seseorang. Kedirian (self) sebagai suatu prosuk sosialisasi, merupakan kesadaran terhadap diri sendri dan memandang adanya pribadi orang lain di luar dirinya. Kesadaran terhadap diri sendiri membuat timbulnya sebutan “aku” atau “saya” sebagai kedirian subyektif yang sulit dipelajari. Asal mula timbulnya kedirian :
- Dalam proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya, yaitu setelah memperhatikan cara orang lain memandang dan memperlakukan dirinya. Misalnya ia tidak disukai, tidak dihargai, tidak dipercaya; atau sebaliknya, ida disayangi, baik budi dan dapat dipercaya
- Dalam proses sosialisasi juga membentuk kedirian yang ideal. Orang bersangkutan mengetahui dengan pasti apa-apa yang harus ia lakukan agar memperoleh penghargaan dari orang lain. Bentuk-bentuk kedirian ini berguna dalam meningkatkan ketaatan anak terhadap norma-norma sosial
Bertitik tolak dari pengertian pemuda, maka sosialisasi pemuda dimulai dari umur 10 tahun dalam lingkungan keluarga, tetangga, sekolah, dan jalur organisasi formal atau informal untuk berperan sebagai mahluk sosial, makhluk individual bagi pemuda.
Senin, 26 September 2011
ISLAM DI NEGARA MINORITAS
Indonesia adalah salah satu Negara mayoritas islam. Di Negara islam mayoritas, tak sulit bagi umat muslim untuk mendengarkan kumandang adzan 5 kali sehari. Tapi bagaimana dengan Negara yang mayoritas non muslim?
Saya selalu tertarik dan ingin tahu bagaimana kehidupan para muslim di Negara minoritas islam. Pasti sulit untuk mengetahui waktu sholat dan aktivitas yang biasa dilakukan muslim lainnya. Belum lama ini saya membaca sebuah buku karya Hanum Salsabiela Rais yang berjudul 99 cahaya di langit Eropa. Buku yang mengulas sisi lain kehidupan para muslim di sebuah Negara minoritas. Buku yang sangat inspiratif dan membuka pengetahuan kita sebagai umat muslim. Bukan, bukan maksud saya secara pribadi untuk mempromosikan buku ini. Yaa meskipun saya pikir sebagai umat muslim, anda juga wajib untuk membacanya.
Belakangan ini saya tertarik dengan sejarah peradaban islam. Dahulu saya bersekolah di sebuah madrasah tsanawiyah. Ya saya mempelajari sedikit tentang sejarah dan peradaban islam. Sungguh mengagumkan bagi saya agama yang saya peluk ini.
Melihat fakta dan keadaan di Indonesia mengenai kehidupan islam mungkin sekilas terlihat baik – baik saja. Tetapi saya selalu sedih jika ada sebuah aliran agama sesat yang mengatas namakan islam. Bukan hanya itu, pengeboman yang selalu saja dikait-kaitkan dengan ormas islam selalu membuat hati saya terenyuh. Apa yang membuat mereka berpikir sedemikian anehnya? Jihad dengan cara bom bunuh diri?
Rehat sejenak dari pemberitaan tersebut, saya melihat sebuah tayangan televisi di Negara islam minoritas. Tayangan mengenai makanan halal. Australia, saya selalu ingin mengunjunginya. Pernah saya melihat tayangan yang menyatakan bahwa di Aussie sana, daging halal dan haram di pisahkan dan diberi label. Memudahkan umat muslim dalam memilih makanan. Betapa terkejutnya saya mendengar hal tersebut. Saya kemudian berpikir, apakah di Indonesia seperti itu? Sedang makanan kecil saja banyak yang sudah meracuninya dengan bahan-bahan berbahaya, apalagi untuk membedakan mana yang halal dan haram? Biasanya muslim di Indonesia hanya tahu bahwa daging haram adalah daging babi. Tapi di Aussie, bahkan daging sapi yang tidak masuk kriteria halal langsung dipisahkan dan diberi label haram. Sebuah inovasi yang benar-benar menggabungkan antara teknologi dan agama menurut saya. Miris rasanya melihat kenyataan tersebut tidak ada di Indonesia, Negara mayoritas islam. Di Indonesia, daging sapi pun ada yang gelonggongan, daging ayam yang tiren alias mati kemaren, bahkan makanan kaya protein seperti tahu saja banyak yang mencampurkannya dengan formalin. Harus makan apa rakyat Indonesia jika makin banyak orang yang mencampurkan makanan dengan bahan-bahan berbahaya?
Tapi tak semua Negara minoritas seperti itu, Aussie adalah Negara minoritas islam yang saya kagumi. Karena toleransi disana sangat kuat. Dalam buku yang saya baca, Negara yang dahulunya mayoritas islam, kini menjadi minoritas karena ada keinginan untuk menguasai. Sebut saja Cordoba. Tak hanya Cordoba, bahkan sebagian wilayah Eropa, Islam pernah berjaya di sana. Di Cordoba terdapat sebuah katedral atau gereja yang bernama Mezquita. Mezquita dalam bahasa Spanyol artinya Masjid. Ya, katedral ini dulunya adalah salah satu masjid kebanggaan bangsa Spanyol.
Mihrab dalam masjid di batasi oleh jeruji besi tinggi. Di Spanyol, banyak kedai daging babi yang berada sepanjang jalan. Dahulu islam pernah jatuh di Spanyol, dan kepemimpinannya digantikan oleh Issabela dan Ferdinand. Kristiani taat namun tak bertoleransi terhadap agama. Mereka menganggap non Kristen adalah kafir. Sehingga suatu saat merekan memerintahkan pasukannya untuk memaksa seluruh rakyat untuk memeluk agama kristiani. Dan sebagai bukti, setiap rumah harus menggantung daging babi di depannya. Kenyataan yang menyedihkan.
Percaya atau tidak, ilmuwan Eropa seperti Avicenna dan Averroes adalah seorang muslim. Nama mereka dijunjung tinggi oleh bangsa Eropa, tapi sayangnya nama mereka yang tadinya Ibnu Sina dan Ibnu Rusd dihapus karena agama. Tapi ini menjadi bukti bahwa Islam adalah agama yang berpengaruh. Setidaknya kita harus bangga terhadap semua sejarah yang tertutupi modernisasi ini.
Di Paris, ada sebuah hal yang sampai sekarang masih jadi pertanyaan untuk saya. Axe Historique.
Pernahkah anda mendengar itu? Axe Historique adalah sebuah garis imajiner yang sepanjang garis dibangun gedung-gedung penting. Axe Historique dibuat oleh Napoleon Bonaparte sepulangnya dari ekspedisi di Mesir. Gedung – gedung seperti La Defense, Arc du Triomphe de ‘Etoile, Champ Elysees, Obelisk, Arc du Triomphe du Carrousel dan Louvre di Paris membuat sebuah garis lurus. Namun jika garis itu ditarik hingga keluar Paris bahkan keluar Eropa maka gedung – gedung penting dan bersejarah tersebut akan di pertemukan pada sebuah bangunan kebanggaan umat muslim di dunia. Ka’bah, Mekkah. Lagi – lagi sebuah kenyataan yang membuat saya semakin bangga dengan Islam.
Saya hanya berharap semoga umat muslim dapat mengetahui sejarah agamanya. Sehingga tak ada lagi pelecehan agama dan bentrokan antar agama.
Langganan:
Postingan (Atom)